Mana yang dapat menyebabkan komputer terinfeksi malware, mendisable AutoPlay atau sebaliknya, enable AutoPlay? Sebagian pengguna komputer kerap kali dibingungkan dengan hal ini. Tetapi tidak ada pilihan jawaban yang tepat, karena AutoPlay bukanlah fitur keamanan, ia hanya fitur yang dibuat untuk memudahkan pengguna.
Pada kasus tertentu, mengaktifkan AutoPlay memang dapat menambah risiko masuknya malware jika pengguna tidak waspada. Misalnya saja, ketika Anda dihadapkan pada beberapa pilihan ketika Anda melihat tampilan jendela AutoPlay. Ketika pilihan pertama dan kedua memiliki icon yang sama yaitu Media Player tetapi pada pilihan pertama berupa social engineering untuk menjalankan malware jika dipilih pengguna, sedangkan pada pilihan kedua adalah pilihan yang sebenarnya yaitu menjalankan Media Player. Hal ini menunjukkan trik yang menampilkan dua pilihan "Open folder to view files", dengan sedikit modifikasi yang mudah dibuat jika Anda telah memahami perintah-perintah pada autorun.inf. Dalam kasus ini, mengaktifkan AutoPlay jelas berisiko masuknya malware ke dalam sistem komputer. Kasus berikutnya adalah contoh saat AutoPlay di-disable. Karena tidak ada jendela AutoPlay untuk memandu pengguna, sudah pasti hal ini akan mendorong pengguna untuk mengakses flash disk melalui Windows Explorer. Flash disk tersebut berisi beberapa malware, ada yang menggunakan social engineering dengan menampilkan file skripsi.exe yang memiliki icon menyerupai Microsoft Word (worm Malingsi), ada pula worm dengan jenis VB Script (MsKunti,DLL.vbs), tidak ketinggalan salah satu worm yang memanfaatkan shortcut untuk aktif dan menyebar (Fanny). Salah satu atau lebih "koleksi" malware ini berisiko besar aktif jika pengguna awam menjelajahi isi flash disk dan tergerak untuk mengeksekusinya. Bahkan worm Fanny dapat aktif hanya dengan mengklik drive flash disk.
Pada kasus ini, mengaktifkan AutoPlay justru menurunkan risiko aktifnya malware yang ada pada flash disk tersebut, sepanjang pengguna tidak langsung mengkases isi flash disk dan mengakses apa yang diperlukannya melalui AutoPlay.
Jadi, mengaktifkan atau menonaktifkan AutoPlay merupakan pilihan Anda yang tergantung seberapa dibutuhkan fitur tersebut bagi Anda. Jika Autoplay memudahkan Anda dalam bekerja, gunakanlah sambil tetap waspada dengan memahami ciri-ciri malware yang memanfaatkan AutoPlay. Sedangkan jika Anda tipe pengguna yang selalu mengandalkan Windows Explorer untuk melihat konten, tampaknya AutoPlay tidak banyak gunanya dan dapat di-disable, sambil tetap mewaspadai kemungkinan serangan malware yang menggunakan social engineering ataupun shortcut.
Pada kasus tertentu, mengaktifkan AutoPlay memang dapat menambah risiko masuknya malware jika pengguna tidak waspada. Misalnya saja, ketika Anda dihadapkan pada beberapa pilihan ketika Anda melihat tampilan jendela AutoPlay. Ketika pilihan pertama dan kedua memiliki icon yang sama yaitu Media Player tetapi pada pilihan pertama berupa social engineering untuk menjalankan malware jika dipilih pengguna, sedangkan pada pilihan kedua adalah pilihan yang sebenarnya yaitu menjalankan Media Player. Hal ini menunjukkan trik yang menampilkan dua pilihan "Open folder to view files", dengan sedikit modifikasi yang mudah dibuat jika Anda telah memahami perintah-perintah pada autorun.inf. Dalam kasus ini, mengaktifkan AutoPlay jelas berisiko masuknya malware ke dalam sistem komputer. Kasus berikutnya adalah contoh saat AutoPlay di-disable. Karena tidak ada jendela AutoPlay untuk memandu pengguna, sudah pasti hal ini akan mendorong pengguna untuk mengakses flash disk melalui Windows Explorer. Flash disk tersebut berisi beberapa malware, ada yang menggunakan social engineering dengan menampilkan file skripsi.exe yang memiliki icon menyerupai Microsoft Word (worm Malingsi), ada pula worm dengan jenis VB Script (MsKunti,DLL.vbs), tidak ketinggalan salah satu worm yang memanfaatkan shortcut untuk aktif dan menyebar (Fanny). Salah satu atau lebih "koleksi" malware ini berisiko besar aktif jika pengguna awam menjelajahi isi flash disk dan tergerak untuk mengeksekusinya. Bahkan worm Fanny dapat aktif hanya dengan mengklik drive flash disk.
Pada kasus ini, mengaktifkan AutoPlay justru menurunkan risiko aktifnya malware yang ada pada flash disk tersebut, sepanjang pengguna tidak langsung mengkases isi flash disk dan mengakses apa yang diperlukannya melalui AutoPlay.
Jadi, mengaktifkan atau menonaktifkan AutoPlay merupakan pilihan Anda yang tergantung seberapa dibutuhkan fitur tersebut bagi Anda. Jika Autoplay memudahkan Anda dalam bekerja, gunakanlah sambil tetap waspada dengan memahami ciri-ciri malware yang memanfaatkan AutoPlay. Sedangkan jika Anda tipe pengguna yang selalu mengandalkan Windows Explorer untuk melihat konten, tampaknya AutoPlay tidak banyak gunanya dan dapat di-disable, sambil tetap mewaspadai kemungkinan serangan malware yang menggunakan social engineering ataupun shortcut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar